• Beranda
  • Kode Pos
  • Posts RSS
  • Comments RSS
  • Edit
Blue Orange Green Pink Purple

Tempat Wisata Gunung Ciremai Kota Kuningan

Kawasan  Gunung Ciremai merupakan suatu ekosistem pegunungan yang unik dibandingkan dengan kawasan pegunungan yang lain. Keunikannya ini adalah karena letaknya yang relatif tidak jauh dengan laut jawa, yang otomatis memberikan keunikan ekosistem dalam kawasan Gunung Ciremai. Hal itu berbeda dengan pegunungan lain yang rata-rata membentang di tengah pulau jawa yang relatif jauh jaraknya dari laut.

Puncak Gunung Ciremai yang menantang telah banyak menarik minat berbagai kalangan generasi muda dari berbagai daerah untuk mendakinya.

Pendakian gunung ciremai adalah segala bentuk kegiatan perjalanan mendaki Gunung Ciremai, baik dilakukan perorangan maupun kelompok, dengan tujuan olahraga, rekreasi, pendidikan / latihan dan jiarah, yang dilakukan oleh Wisatawan dan Masyarakat. Gunung Ciremai bagi masyarakat Jawa Barat, terlebih para pecinta alam, bukanlah nama yang asing. Setiap tahun, apalagi pada momen-momen tertentu seperti perayaan 17 Agustus, tahun baru, dan liburan sekolah, gunung ini selalu didatangi ribuan orang. Gunung setinggi 3.078 meter dan tertinggi di Jawa Barat itu menyimpan pesona tinggi. Untuk mendaki puncak Ciremai, terdapat tiga alternatif pilihan jalur yaitu melalui Linggarjati dan Palutungan di Kabupaten Kuningan atau melalui Apuy di Kabupaten Majalengka.

Namun seiring dengan kemajuan jaman dan berkurangnya kesadaran manusia akan pentingnya kelestarian hutan, telah menyebabkan hutan gunung Ciremai mengalami banyak kerusakan yang parah sekali, seperti kebakaran hutan, musibah longsor, terjadinya penurunan debit mata air, gangguan fauna liar ke daerah pemukiman penduduk serta banyaknya sampah sintetis (polyster) yang sangat sulit diuraikan/didegradasi oleh alam, yang terjadi akibat meningkatnya volume pendakian yang melakukan pendakian tanpa aturan dan prosedur pendakian secara benar.

Gunung ini memiliki kawah ganda. Kawah barat yang beradius 400 m terpotong oleh kawah timur yang beradius 600 m. Pada ketinggian sekitar 2.900 m dpl di lereng selatan terdapat bekas titik letusan yang dinamakan Gowa Walet. Puncak gunung Ceremai dapat dicapai melalui banyak jalur pendakian. Akan tetapi yang populer dan mudah diakses adalah melalui Desa Palutungan dan Desa Linggarjati di Kab. Kuningan, dan Desa Apuy di Kab. Majalengka. Satu lagi jalur pendakian yang jarang digunakan ialah melalui Desa Padabeunghar di perbatasan Kuningan dengan Majalengka di utara. Di kota Kuningan terdapat kelompok pecinta alam "AKAR" (Anak Kuningan Alam Rimba) yang dapat membantu menyediakan berbagai informasi dan pemanduan mengenai pendakian Gunung Ceremai.

Margasatwa

Keanekaragaman satwa di Ceremai cukup tinggi. Penelitian kelompok pecinta alam Lawalata IPB di bulan April 2005 mendapatkan 12 spesies amfibia (kodok dan katak), berbagai jenis reptil seperti bunglon, cecak, kadal dan ular, lebih dari 95 spesies burung, dan lebih dari 20 spesies mamalia.

Beberapa jenis satwa itu, di antaranya:

- Bangkong bertanduk
- Percil Jawa
- Kongkang Jangkrik
- Kongkang kolam
- Katak-pohon Emas
- Bunglon Hutan
- Cecak Batu
- Elang Hitam
- Elang Brontok
- Elang Jawa
- Puyuh-gonggong Jawa
- Walet Gunung
- Takur Bultok
- Takur Tulung-tumpuk
- Berencet Kerdil
- Anis Gunung
- Tesia Jawa
- Ceret Gunung
- Kipasan Ekor-merah
- Burung-madu Gunung
- Burung-madu Jawa
- Kacamata Gunung
- Trenggiling biasa
- Tupai kekes
- Kukang
- Surili Jawa
- Lutung Budeng
- Ajag
- Teledu Sigung
- Kucing Hutan
- Macan Tutul
- Kancil
- Kijang
- Jelarang Hitam
- Landak Jawa

Misteri Gunung Ciremai

Tempat - tempat yang kebetulan menjadi pos tetapi mempunyai nuansa mistik teramat kuat. Uniknya, tiap - tiap nama pos mempunyai latar belakang tersendiri serta berbeda antar satu dengan lainnya. Di antaranya adalah blok kuburan kuda. Di areal ini konon terdapat kuburan kuda milik tentara jepang. Kuda tersebut , biasa dipergunakan oleh para kempetai untuk mengontrol para pekerja rodi yang menanam kopi. Dan kuburan yang terletak di sebelah barat jalur pendakian, sampai sekarang masih ada dan dikeramatkan oleh penduduk setempat.

Blok papa tere lain lagi. Konon, dahulu di sini pernah terjadi pembunuhan terhadap seorang anak yang dilakukan oleh ayah tirinya . Bermula, sang anak diajak oleh ayah tirinya untuk mendaki gunung Ceremai. Setibanya di tempai ini , sang ayah langsung menikam anaknya hingga tewas. Sedangkan blok batu lingga merupakan tempat yang sangat disakralkan oleh penduduk setempat. Untuk itu, guna menghindari hal hal yang tak diinginkan maka para pendaki pun dilarang untuk menduduki sebuah batu besar atau berbuat yang tak senonoh di tempat ini, Konon, batu ini pernah dijadikan tempat berkotbah wali songo kepada para pengikutnya.

Di dekat batu lingga terdapat sebuah in memoriam pendaki. Menurut kisah pendaki itu tewas karena sesuatu yang aneh di batulingga. Tepatnya, pada tahun 1999 dan dari ketiga pendaki, hanya seorang yang selamat. Sedangkan dua lainnya tewas dengan mengeluarkan lendir dari mulutnya. Menurut kepercayaan, blok batu lingga ini di jaga oleh dua makluk halus bernama aki dan nini serentet buntet. Blok sangga buana, yang arti harfiahnya adalah penyangga bumi. Areal ini berfungsi untuk menahan aliran lahar bila gunung ceremai meletus. Maksudnya agar lahar tidak mengarah ke linggarjati, tetapi ketempat lain.

Dan akhirnya adalah blok pengsungan atau pengasinan tempatnya amat terbuka. Disini terdapat ladang yang tak pernah layu , edelweiss. Dari tempat ini kita dapat memandang lepas keindahan kota Cirebon serta pemandangan laut Jawa. Bukan hanya itu, disini juga kita bisa puas memandang keindahan matahari terbit . Jarang orang mengetahui jika tempati ini sejajar dengan puncak gunung Slamet yang ada di jawa tengah. Menurut sejarah, pada masa pendudukan Jepang, pengasinan merupakan tempat pembuangan tawanan perang. Mungkin karena itu pada malam malam tertentu, sering terdengar suara jeritan atau derap langkah kaki para serdadu jepang. Sudah barang tentu, suara itu datang dari alam halus.
Read More 0 comments | Posted by Unknown | edit post

Tempat Wisata Kebun Raya Kota Kuningan


Tempat rekreasi alam dan wisata ilmiah dalam bentuk camping ground kegiatan outbound selain itu  pengunjung dapat mengenal berbagai jenis flora dan dapat dijadikan sarana penelitian serta pengembangan ilmu pengetahuan menyangkut kehidupan flora.Kebun raya kuningan ini  terletak di Desa Gandamekar Kuningan bagian utara.

Keberadaan Kebun Raya Kuningan yang berlokasi di kaki Gunung Ciremai Desa Padabeunghar Kec.Pasawahan, selain diproyeksikan sebagai tempat tujuan wisata dan tempat observasi lingkungan, juga secara makro diharapkan dapat memberikan sumbangan besar terhadap ketersediaan udara bersih di bumi.

Guna mendukung komitmen Kabupaten Kuningan sebagai kabupaten konservasi, pemerintah daerah akan terus membenahi sarana-sarana pendukung untuk Kebun Raya Kuningan, hal ini dilakukan untuk mengembangkan pariwisata dan penyelamatan bumi dari ancaman pemanasan global.

Kebun Raya Kuningan yang terletak di Desa Padabeunghar itu, memilik luas areal sekitar 175 Hektar yang terbagi kedalam sembilan zonase dan memiliki 250 jenis pohon yang sudah ditanam.

Aneka jenis pohon yang sudah ditanam tersebut, diantaranya berupa pohon Jamblang, Lengkeng, Kedoya, Pangsor, Aren, Durian, Kenari, Cengkih, Lame serta jenis lainnya. Bibit pohon itu, ada bantuan nasional, bibit pohon provinsi Jawa Barat, bibit pohon asli Kab. Kuningan serta bibit pohon khas Gunung Ciremai seperti Lame yang kini terus dikembangkan.

Sementara itu, Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas Kebun Raya Kuningan, Maryoto, mengatakan, di lokasi Kebun Raya Kuningan telah direncanakan untuk dibangun semacam green house, persemaian permanen, juga pembangunan turbin pembangkit listrik untuk memenuhi kebutuhan pasokan listrik di Kebun Raya Kuningan dan sekitarnya.
Read More 0 comments | Posted by Unknown | edit post

Tempat Wisata Kolam ikan Cigugur Kota Kuningan


Kolam ikan Cigugur merupakan salah satu objek wisata yang memiliki keunikan tersendiri karena di kolam ini dihuni oleh ikan langka yaitu ikan kancra bodas. Ikan tersebut memiliki legenda tersendiri sehingga
masyarakat sekitar menjadikannya ikan kramat dan menamainya ikan dewa. Kolam ikan Cigugur terletak di kelurahan Cigugur kea arah barat dari Kuningan Kota dan terletak di pinggir jalan raya Cirebon-Kuningan-Ciamis.

Kolam Cigugur merupakan Kolam Keramat peninggalan Raja Sunda Galuh Pakuan Prabu Resi Guru Darmasiksa Sanghyang Wisnu yang memerintah (1175 - 1297 M). Prabu Darmasiksa berhasil membawa Kerajaan Sunda ke Puncak Keemasan dan berhasil menyatukan kembali Galuh dan Pakuan kedalam satu pemerintahan, Wilayah Kerajaan Sunda waktu itu meliputi Lampung, Banten, Jawa Barat sampai ke Sungai Cipamali atau Kali Pemali Brebes Jawa Tengah. Prabu Darmasiksa selain seorang raja juga merupakan seorang resi yang arif dan bijaksana dan berhasil melahirkan ajaran Sanghyang Siksa Kandang Karesian, Kundangeun Urang Reya (berisi ajaran budi pekerti yang luhur) yang beberapa abad kemudian dilaksanakan oleh keturunannya yaitu Sribaduga Maharaja Jaya Dewata (Prabu Siliwangi), Raja Pakuan Pajajaran.

Pada masa Prabu Darmasiksa memerintah pengembangan ilmu pengetahuan dan kebudayaan di Tatar Sunda berkembang pesat hal itu ditandai dengan didirikannya Mandala/ Kabuyutan (Pusat Ilmu Pengetahuan, Pengobatan, dan Kebudayaan) di hampir seluruh wilayah Kerajaan Sunda. Masing- masing Mandala dipimpin oleh seorang Wiku/ Resi sehingga sering juga disebut Desa Kawikuan. Salah satu Mandala/ Kabuyutan tersebut adalah Mandala/ Kabuyutan Cigugur Kuningan yang dipimpin oleh seorang Resi bernama Ki Gede Padara. Mandala/ Kabuyutan yang dikeramatkan (disakralkan) umumnya ditempatkan pada tempat- tempat kritis yang dilindungai diantaranya Sumber Mata Air, Gunung, Bukit, Pinggir Sungai, dan tempat- tempat kritis lainnya. Tujuan penempatannya adalah untuk melindungi tempat- tempat tersebut agar tetap terjaga kelestariannya.

Prabu Resi Guru Darmasiksa memerintah kerajaan Sunda Galuh Pakuan selama 122 tahun dimana 12 tahun pertama dilakukan di Saunggalah (Kabupaten Kuningan saat ini) dan kemudian setelah itu pindah ke Pakuan (Bogor saat ini). Salah satu Mandala yang bertahan sama persis seperti aslinya sampai sekarang adalah Kabuyutan Kanekes (Desa Kawikuan "Baduy" Banten). Beberapa Mandala/ Kabuyutan yang ada di Kabupaten Kuningan yang sekarang sudah berubah fungsi menjadi Obyek Wisata diantaranya Obyek Wisata Cigugur, Obyek Wisata Talaga Remis, Obyek Wisata Paniis, Obyek Wisata Balong Dalem, Obyek Wisata Cibeureum, Obyek Wisata Cibulan, Obyek Wisata Balong Darmaloka, dan Situs Kebon Balong Sangkanhurip. Prabu Resi Guru Darmasiksa sangat panjang umur karena beliau menganut prinsip hidup yang sangat luhung yaitu Ajaran Kasundaan. Sunda sendiri artinya putih bersih/ cemerlang, ajaran Kasundaan yang dianut oleh Prabu Darmasiksa adalah bagaimana menjaga hati dan pikiran selalu putih bersih/ cemerlang terbebas dari iri dengki dan sifat- sifat negatif yang akan membawa keburukan kepada umat manusia.

Fasilitas yang tersedia yaitu: kolam renang dewasa dan anak-anak , kios jajanan , mushola dan area parkir. Saat ini di kolam Cigugur pengunjung bisa menikmati terapi ikan yang biasa dilakukan sambil duduk santai selama 20 menit. Terapi ini dipercya dapat melancarkan peredaran darah.
Read More 0 comments | Posted by Unknown | edit post

Tempat Wisata Taman Purbakala Cipari Kota Kuningan


TAMAN Purbakala Cipari. Mendengar namanya saja, siapapun pasti langsung memiliki bayangan kalau objek wisata di Kelurahan Cipari, Kecamatan Cigugur, Kabupaten Kuningan, tersebut suatu tempat temuan benda-benda purbakala.Bayangan tersebut memang tidak salah. Tetapi tidak ada salahnya kalau sesekali kita berwisata ke lokasi temuan benda-benda purbakala.

Apalagi ke Taman Purbakala Cipari. Manakala kita berada ditengah-tengah Batu Temu Gelang, sebuah tanah lapang berbentuk lingkaran dikelilingi batu sirap yang menjadi tempat upacara berhubungan dengan arwah nenek moyang dan juga berfungsi sebagai tempat musyawarah. Kita seakan terseret jauh ke jaman ratusan ribu tahun lalu.

Situs Purbakala Cipari merupakan situs peninggalan era megalitikum dari masyarakat purba yang hidup di daratan Sunda Besar, yaitu dataran yang mencakup Sumatera, Jawa, dan Kalimantan serta laut yang menghubungkan ketiganya pada sekitar 10.000 tahun yang lalu. Situs ini pertama kali ditemukan pada tahun 1972, berupa komplek pekuburan. Situs ini terhitung cukup lengkap menggambarkan kehidupan masyarakat pada masa itu, sehingga saat ini menjadi tujuan wisata purbakala yang  sangat menarik. Lokasi ini juga dilengkapi dengan museum.

Taman Purbakala Cipari berlokasi di lingkungan pemukiman warga Kelurahan Cipari Kecamatan Cigugur Kabupaten Kuningan Jawa Barat. “Sebelumnya lokasi berada ditengah-tengah perkebunan, dan untuk pertamakali ditemukan oleh Wijaya pada tahun 1971 pemilik kebun,” ujar Suma mengawali cerita Taman Purbakala Cipari. Luas Taman Purbakala Prasejarah Cipari 6.364 meter persegi. Area ini sebelumnya berupa kebun tanah milik Wijaya serta milik beberapa warga lainnya. Pada tahun 1971, Wijaya menemukan batuan andesit pipih lebar yang setelah diteliti ternyata peti kubur.

Meskipun lokasinya dekat dengan kota Kuningan dan sangat mudah dijangkau dengan kendaraan pribadi maupun angkutan, tapi untuk mencapainya pengunjung yang baru pertamakali berkunjung harus rajin bertanya kepada warga yang ditemui. “Memang masalah papan petunjuk yang kurang jelas banyak dikeluhkan wisatawan, ukuran papan petunjuk sama persis dengan ukuran nama jalan,” ujar Suma.

Dari lokasi tempat parkir yang dapat menampung lebih dari 30 lebih kendaraan roda empat, pengunjung sudah disambut dengan tumpukan batu andesit tersusun rapih memagari kawasan Taman Purbakala Cipari. Setelah melalui gerbang masuk kita akan mendapatkan menhir, yakni batu tegak kasar sebagai medium penghormatan sekaligus tempat pemujaan. Dibatasi jalan pengunjung, terdapat dua tanah lapang berbentuk lingkaran dengan dan lingkaran lonjong berdiameter enam meter dengan dibatasi susunan batu sirap, di tengah-tengahnya terdapat batu. Tempat yang bernama Batu Temu Gelang ini adalah lokasi upacara dalam hubungan dengan arwah nenek moyang serta berfungsi sebagai tempat musyawarah.

Peti kubur terbuat dari batu andesit besar berbentuk sirap masih tersusun di tempatnya semula. Mengarah ke timur laut barat daya yang menggambarkan konsep-konsep kekuasaan alam, seperti matahari dan bulan yang menjadi pedoman hidup dari lahir sampai meninggal. Diarah barat kubur batu, setelah melalui punden berundak terdapat menhir dan ada pula dolmen (batu meja) yang tersusun dari sebuah batu lebar yang ditopang beberapa batu lain sehingga berbentuk meja. Diantara batu dolmen, juga batu dakon (lumpang batu), yakni batu berlubang satu atau lebih, berfungsi sebagai tempat membuat ramuan obat-obatan. “Fungsi dolmen sebagai tempat pemujaan kepada arwah nenek moyang sekaligus tempat peletakan sesaji,” terang Suma.

Peti kubur batu yang ada situs purbakala Cipari ini memiliki kesamaan dengan fungsi peti-peti kubur batu di wilayah-wilayah lain di Indonesia. Melihat semua keunikan itu, pilihan berwisata ke Taman Purbakala Cipari ini sangat tepat. Karena apa yang didapat bukan sekedar liburan, namun juga bisa menapaki sejarah masal lalu negeri ini. Sayang, saat ini kondisinya kurang terawat. Kondisi gedung museum, sebagian ijuknya udak mulai berlubang. Demikian pula halnya dengan ruang pamer yang minim lampu penerangan.
Read More 0 comments | Posted by Unknown | edit post

Tempat Wisata Gedung Perundingan Linggarjati Kota Kuningan


Gedung perundingan Linggarjati merupakan salah satu bangunan bersejarah di Indonesia yang berlokasi di Desa Linggajati Kecamatan Cilimus di kaki Gunung  Ciremai bagian tenggara,kea rah Utara dari kota kuningan atau kea rah selatan dari kota Cirebon. Pada tanggal 10 s/d 13 November 1946 berlangsung perundingan bersejarah antar pemerintah Republik Indonesia.

dengan pemerintah Kerajaan Belanda. Perundingan tersebut merupakan upaya perjuangan Indonesia melalui jalur diplomasi untuk mendapatkan kedaulatan bangsa. Di antara isi pokok perjanjian Linggarjati, adalah Belanda mengakui secara De Facto Republik Indonesia dengan wilayah kekuasaan yang meliputi Sumatra, Jawa, dan Madura. Republik Indonesia dan Belanda akan bekerja sama dalam membentuk negara Indonesia Serikat, yang salah satu negara bagiannya adalah Republik Indonesia. Kemudian, Republik Indonesia Serikat dan Belanda akan membentuk Uni Indonesia-Belanda dengan Ratu Belanda selaku ketuanya.

Bentuk asli bangunan masih dipertahankan,beberapa benda dan replika benda yang dipergunakan pada masa perundingan dapat disaksikan di dalam rumah yang kini berfungsi pula sebagai museum.Fasilitas yang tersedia saat ini adalah tempat parkir, kios jajanan, mushola, toilet, taman terbuka ,dan auditorium. Gedung Linggarjati mempunyai sejarah yang panjang. Johannes Van Os, ialah orang yang pertama kali memperbaiki rumah ini dan menjadikannya rumah keluarga pada 1930. Sebelumnya rumah ini hanyalah sebuah gubuk milik ibu Jasitem yang kemudian diperistri oleh orang Belanda.

Pada 1935, oleh Van Hetker gedung ini dikontrak dan di rombak lagi menjadi Hotel Rustoord. Pada zaman pendudukan Jepang, gedung ini direbut dan dijadikan Hokai Ryokai pada 1942. Pada 1945 pejuang kita berhasil merebutnya dan dijadikan sebagai markas BKR dan diubah namanya menjadi Hotel Merdeka. Perundingan Linggarjati pun terjadi pada tanggal 10-13 November 1946.

Kemudian pada 1950-1975, sempat digunakan untuk Sekolah Dasar Linggarjati 1. Kemudian akhirnya gedung ini dijadikan museum setelah direnovasi. Pada 1985, sang anak pemilik rumah yaitu Dr. Willem Van Os dan Joty Kulve-Van Os yang memang dibesarkan di rumah ini berhasil memperjuangkannya untuk dikukuhkan sebagai cagar budaya dan memiliki nama Gedung Perundingan Linggarjati.
Read More 0 comments | Posted by Unknown | edit post

Tempat Wisata Lembah Cilengkrang Kota Kuningan


 Lembah Cilengkrang adalah salah satu objek wisata alam yang berada  di kabupaten Kuningan Provinsi Jawa Barat. Lembah Cilengkrang terletak di Desa Pajambon, Kacamatan Karamatmulya, Kabupaten Kuningan, termasuk salah satu kawasan wisata alam hutan hujan tropis Ciremai. Wisata alam Lembah Cilengkrang terletak di kawasan Gunung Ciremai dan merupakan kawasan wisata alam (ecoturism). Objek ini terletak di sebelah barat desa pajambon Kecamatan Kramatmulya. Kawasan ini terbagi menjadi 3 zona yaitu: zona wisata harian, kemah dan kehidupan burung dimana pengunjung dapat kicauan burung atau menyaksikan burung elang Jawa. Zona kedua adalah pemandian air panas ,lembah dan curug sabuk. zona terakhir adalh pemandian air panas dan curug sawer.

Pemandangan alam dan pemandian air panas alami merupakan keistimewaan tempat wisata ini dan menjadi tujuan yang tepat ntuk hiking dan berkemah. untuk para pengunjung tersedia area parker,saung santai, tempang camping dan saung jajanan.lembah Cilengkrang adalah tempat wisata khusus untuk ynag mencintai petualangan.

Ada tiga lokasi wisata yang jadi daya tarik Lembah Cilengkrang, diantaranya loksi Kopi Gede, yakni satu kawasan hutan yang cocok untuk mencari ketenangan, karena panorama alamnya indah. Lokasi lainnya yakni Curug Sabuk dengan ketinggian kurang lebih 20 meter. Bila ingin melihat pelangi, datang ke lokasi wisata itu harus pagi-pagi. Selain Curug Sabuk, ada juga yang disebut Curug Sawer. Curug yang tingginya kurang lebih 75 meter berada di hutan lindung. Oleh sebab itu, husus bagi wisatawan yang ingin mengunjungi Curug Sawer, harus dalam keadaan fisik dan mental yang prima, sebab medan yang akan dilalui termasuk berat serta harus menyeberang sungai. Juga terdapat sumber mata air panas alami yang sudah dibuat kolam kolam yang disediakan untuk mandi atau sekedar berendam untuk para pengunjung.

Berdasarkan penelitian Yayasan Visita Kuningan, di sekitar Lembah Cilengkrang ditemukan binatang Kijang (Mantiacus muncak), Elang Jawa/Elang Garuda (spizeatus bartelsi), macan tutul, macan kumbang (panthera pardus). Surili (presbites aygula), lutung dan kera. Lembah Cilengkrang, juga bisa dimanfaatkan sebagai bumi perkemahan.

Untuk sampai di Lembah Cilengkrang, bisa menggunakan beberapa rute dan sarana transportasi. Diantaranya dari terminal Cirendang, melalui Desa Ragawacana, bisa juga menggunakan jasa ojeg. Bagi wisatawan yang datangnya dari arah Cirebon, bisa langsung belok kanan dari pasar Kalapa gunung, menuju arah desa Pajambon yang jaraknya kurang lebih 2 km. Setelah ada di Desa Pajambon, bisa melanjutkan perjalanan ke lokasi wisata Kopi Gede, selanjutnya ke Curug Sabuk, yang jaraknya 600 meter, melintasi sungai Cilengkjrang menuju Curug Sawer.

Untuk sampai di Lembah Cilengkrang, bisa menggunakan beberapa rute dan sarana transportasi. Diantaranya dari terminal Cirendang, melalui Desa Ragawacana, bisa juga menggunakan jasa ojeg. Bagi wisatawan yang datangnya dari arah Cirebon, bisa langsung belok kanan dari pasar Kalapa gunung, menuju arah Desa Pajambon yang jaraknya kurang lebih dua kilometer.
Read More 0 comments | Posted by Unknown | edit post

Tempat Wisata Tirta Agung Mas Kota Kuningan


Tirta Agung Mas adalah sebuah kawasan wisata petualang keluarga terlengkap yang berada di wilayah kota cirebon tepatnya di Kecamatan Luragung Kabupaten Kuningan. Berjarak sekitar 45 km dari arah tol Ciperna Cirebon. Awalnya tempat wisata yang diresmikan pada tanggal 2 September 2006 ini hanya menyediakan fasilitas kolam renang. Kolam renang yang ditawarkan pun sangat variatif,

mulai dari kolam renang prestasi dengan ukuran 50x25 meter dengan kedalaman 1 sampai 4 meter dan dilengkapi dengan papan lompat serta lintasan,  lalu ada pula kolam renang rekreasi yang dilengkapi

dengan luncuran sepiral (biasa dikenal dengan waterboom) dan juga ember tumpah serta beberapa fasilitas permainan lainnya.

Wisata Water Boom Tirta Agung Mas yang terletak di wilayah Luragung, Kuningan Timur. Tempat wisata ini selain menyediakan permainan di kolam renang juga di lengkapai dengan arena ATV dan Outbound. Tirta Agung Mas Jl. Raya Luragung No. 5 Kuningan Jawa Barat 45581.

Beberapa fasilitas penunjang yang diberikan oleh Tirta Agung Mas adalah Toilet, Kamar Bilas, Locker barang berharga, Locker pakaian, Mushola, Pendopo, Kantin, Ruang Senam dan Fitness Center. Pada Maret 2009 Tirta Agung Mas meresmikan wahana terbaru yaitu outbound. Ditunjang dengan permainan nya yang lengkap dan juga pemandangan alam yang memikat hati menjadikan tempat ini sebagai tempat terfavorit bagi keluarga untuk menghabiskan hari libur. Adapun wahana yang ditawarkan adalah:

1. Spider Net
2. Wall climbing
3. Enggrang
4. Elvis Bridge
5. V Bridge
6. Vertical dan Horisontal Canopy Bridge
7. Flying Fox
8. Bebek Ngojay
9. Pemancingan
10. Fun Games
11. Informal Meeting Room
12. Karaoke
13. Saung

Fasilitas Utama : Kolam Renang,Water Boom, Ember Tumpah, Outbound, Sepeda Air, ATV, Motocross, Pemancingan, Mini Zoo, Informasi Meeting, Room & Karaoke, Sport Station, Egrang Terbang, Elvis Bridge, Canopy Bridge, Flying Fox, Wall Climbing, Spider Net, V-Bridge, Tangkap Ikan, Rakit Bambu, Fun Games, Gebug Bantal.

ATV : TIRTA AGUNG MAS, menyediakan pula wahana ATV yang merupakan wahana permainan pertama dan satu-satunya di Kuningan. Dengan jaminan sistem pengamanan bertaraf nasional, wahana ini dapat dinikmati oleh orang dewasa, remaja bahkan anak-anak sekalipun. Wahana ini didukung pula oleh lintasan ekstrim dengan panjang lintasan 400 meter merupakan wahana terfavorit.

FUN GAMES : Sebuah permainan yang dapat memicu adrenalin anda yaitu permainan FLYINGFOX dengan tinggi 13 meter dari atas permukaan tanah dan panjang lintasan 180 meter serta diatas danau yang merupakan flyingfox terpanjang di Kuningan.

Tiket Masuk Dewasa : Rp 10.000,-Anak -anak : Rp 8.000,-Flying Fox : Rp 10.000,-Motor ATV : Rp 25.000,- Paket terusan Outbound : Rp 85.000,- / orang.
Read More 0 comments | Posted by Unknown | edit post

Tempat Wisata Curug Bangkong Kabupaten Kuningan


Di balik keindahannya, Curug Bangkong memang penuh misteri bagaimana tidak? Dari asal muasalnya saja sudah mengundang misteri. Eh, ternyata banyak juga yang beranggapan bahwa air terjun ini tempat yang seram alias angker. Hal ini bermula dari anggapan orang-orang di masa lalu yang mengaitkannya dengan peristiwa ditemukannya orang mati di sana. Mereka menganggap kematian itu sebagai tumbal keangkeran Curug yang terletak di Desa

Kertawirama Kecamatan Nusaherang, Kuningan ini. Peristiwa itu sendiri terjadinya sudah sangat lama, bahkan sebelum Indonesia merdeka. Ya di sekitar tahun 1944, saat itu ada seorang pemuda bernama Yoyo entah kenapa tewas di Curug Bangkong dan jasadnya tak pernah ditemukan sampai sekarang. Nah, imbas dari tewasnya Yoyo itulah akhirnya para pengunjung Curug Bangkong dilarang mandi. Selang puluhn tahun kemudian di tahun 2002, juga ada  pemuda yang meregang nyawa disana.  Adalah Tatang (18), seorang pemuda mengakhiri hidupnya dengan gantung diri di sekitar curug. Dua kejadian ini membekas di dalam benak masyarakat, dan kemudian menganggap air terjun itu sebagai tempat yang angker.

Di tahun tahun 1970 pernah terjadi peristiwa aneh, saat itu masyarakat melihat cahaya terang benderang yang melayang-layang di sekitar areal Curug Bangkong. Cahaya itu lantas mendarat dan menghilang di sebuah makam keramat yang ada di sana yang ternyata itu adalah Makam Pangeran Arya Salingsingan.

Makam itu merupakan makam seorang panglima Kerajaan Talaga, yang dipercaya sebagai salah satu penyiar syiar Islam di daerah Kuningan Barat. Beliau adalah seorang utusan Sunan Gunung Jati. Akan halnya lubang misterius yang ada di balik Curug Bangkong. Seorang Spiritualis Tatar Sunda pernah bilang adanya sebuah lubang setinggi 1 meter dengan lebar 0,8 meter. Letaknya persis di belakang sebelah kiri curug itu.

Dan konon pula panjang gua itu hampi 1 Km (tepatnya 800 m). Sesepuh desa mengatakan ujung lubang itu tembus sampai ke Gunung Embun. Terbukti bila debit air mencapai 5 meter kubik atau lebih, maka embun akan keluar dari lubang-lubang yang ada di sana.

Di tahun 1950-an, pernah ada orang yang penasaran akan ke dalaman lubang ini. Sebagai uji coba, dimasukkanlah seekor anjing yang diikat tali ke dalam lubang. Setelah sekian lama di tunggu, tali kemudian ditarik. Ternyata anjing itu menghilang dan yang kembali cuma ikatan tali di leher si anjing tadi. Menurut cerita dari mulut-ke mulut, konon anjing itu dimakan ular sanca kembang yang panjangnya mencapai 15 meter dan badannya sebesar paha orang dewasa.
Read More 0 comments | Posted by Unknown | edit post

Tempat Wisata Balong Keramat Darmaloka Kabupaten Kuningan

 Pernahkah Anda melihat ikan Dewa? Di tempat ini Anda akan sering melihat sejenis ikan yang menghilang secara tiba-tiba dan tidak bisa ditemukan di tempat lain, atau dikenal juga dengan  nama ikan Kancra Putih. Para penduduk sekitar menamakannya demikian karena ikan tersebut berada di kolam (bahasa setempat: balong) Keramat Darmaloka. Konon Balong Keramat Darmaloka merupakan bekas peninggalan

 jaman Walisanga dalam rangka penyebaran agama Islam ratusan tahun yang lalu. Di sini Anda akan dapat menikmati hijaunya pepohonan tropis rindang yang timbuh di area seluas ± 3, dengan sebuah kolam yang dihuni oleh ratusan ikan Dewa seluas ± 700 m². Kolam-kolam tersebut terdiri atas beberapa bagian, yaitu Balong Ageung, Balong Bangsal, Balong Beunteur, Bale Kambang, dan Sumber Air Cibinuang. Selain itu, di dalam objek wisata ini juga terdapat makam Syekh Rama Gusti, yang ditugaskan oleh Walisanga untuk menyebarluaskan agama Islam di daerah Kabupaten Kuningan, di mana Anda dapat sekaligus berziarah. Lokasi Desa Darma, Kecamatan Darma, Kabupaten Kuningan

Pada waktu itu para wali menugaskan pembantu-pembantunya Syekh Rama Haji Irengan dan Syekh Rama Gusti dari Cirebon yang dibantu pula oleh:

1. Embah Damar, asli penduduk Darma yang dimakamkan di kampung Paleben Desa Darma;
2. Embah Brajabarong, asli penduduk Darma yang dimakamkan di Desa Cipasung;
3. Syekh Ibrahim, asli penduduk Darma yang dimakamkan di kampung Cibengang Desa Sukarasa;
4. Embah Jaka, asli penduduk Darma yang dimakamkan di Desa Paninggaran;
5. Embah Salori, asli penduduk Darma yang dimakamkan di Desa Cageur;
6. Embah Margamati, asli penduduk Darma yang dimakamkan di Desa Gunung Sirah;
7. Syekh Ahmad Bin Hoas, asli penduduk Darma yang dimakamkan di Cirumput (Situsari);
8. Embah Raden Bagus, asli penduduk Darma yang dimakamkan di Paneniauan Desa Kawahmanuk;
9. Embah Bewu, asli penduduk Darma yang dimakamkan di Desa Kawahmanuk;
10.Syekh Darajat, asli penduduk Darma yang dimakamkan di Leuwipundeuy Desa Cikupa;
11.Embah Nyai, asli penduduk Darma yang dimakamkan di Desa Cikupa;
12.Syekh Datu Kaliputah (Damar Wulan), asal dari Aceh yang dimakamkan di Kampung Pakuwon Desa Darma;
13.Syekh Kopeng (Syekh Muhamad Arman), asal dari Banten yang dimakamkan di Kampung Kopeng Desa Darma;
14.Syekh Sapujagat, asal Cirebon yang dimakamkan di Kampung Gunung Luhur Desa Darma;
15.Syekh Karibullah, utusan dari Galuh Ciamis, yang dimakamkan di Kampung Pasirjati Desa Darma;
16.Syekh Muhamad, asii Darma, yang dimakamkan di Desa Karanganyar.

Untuk menyebarluaskan agama Islam karena pada umumnya waktu itu kerajaan-kerajaan memeluk agama Hindu / Budha diantaranya kerajaan Galuh (di daerah Ciamis) dan kerajaan Raja Galuh (di daerah Majalengka).

Darmaloka nama asalnya bukan Darmaloka, melainkan DARULMAI yang artinya nagara cai atau tempat sumber air, karena sebagian besar daerah Kabupaten Kuningan sumber aimya dari Darma bahkan ada istilah Cisandane nunjang ngalor dan Cikaliwung nunjang ngidul. Darulmai negara cai ini menandakan bahwa daerah Darma banyak terdapat sumber air hingga daerah Darma bisa memberikan kesuburan kepada manusia, hewan dan tanaman untuk sebagian besar daerah Kuningan bahkan sampai ke daerah Cirebon
Read More 0 comments | Posted by Unknown | edit post

Tempat Wisata Sangkanhurip Kabupaten Kuningan


Sangkanhurip adalah salah satu objek wisata alam di Kabupaten Kuningan. Sangkanhurip merupakan sebuah kawasan pemandian air panas yang terletak di kaki gunung Ceremai tepatnya di Kecamatan Cilimus, berjarak ±14 km dari pusat kota Kuningan. Sangkanhurip menawarkan sensasi air panas alami yang kaya akan sulfur berasal dari gunung Ceremai. Air panas Sangkanhurip bermanfaat untuk relaksasi tubuh dan menyembuhkan

berbagi macam penyakit kulit. Fasilitas yang tersedia adalah kolam renang dan bilik-bilik pemandian pribadi. Wahana wisata ini dapat

dicapai dari Kota Cirebon dan dari Kota Kuningan. Lokasinya strategis berada pada jalur utama jalan raya Kuningan-Cirebon yang banyak dilalui oleh kendaraan umum baik bus maupun minibus. Hanya berjarak ± 300 meter dari jalan raya utama. Kondisi jalan beraspal baik.

Kolam Air Panas Sangkanhurip

Salah satu objek wisata yang menjadi Andalan Kabupaten Kuningan adalah kolam air panas Sangkanhurip. Objek wisata alam ini terletak di kecamatan Cilimus, kaki gunung ciremai yang masih asri dan hijau, sekitar 1,5 jam dari kota Cirebon dengan jalan yang mulus. Desa Sangkanhurip merupakan salah satu desa wisata sehingga kita tidak perlu khawatir mengingat warga sekitar sangat ramah dan dapat diAndalakn. Hanya dengan Rp. 7000 kita akan disambut dengan area kolam terapi ikan yang dapat kita nikmati sepuasnya. Setelah itu, kita bisa melepas lelah dengan berendam di pemandian air panas yang bersumber dari mata air gunung Ciremai. Kita juga bisa menyewa pemandian ruang tertutup jika menginginkan suasana berendam yang lebih nyaman dan privat.

Tidak perlu merogoh kocek terlalu dalam, hanya dengan Rp. 10.000 untuk orang dewasa dan Rp. 7000 untuk anak anak, kita bisa mendapatkan tempat berendam yang nyaman untuk melepas penat. Terdapat juga pemandian kelas eksekutif jika kita kurang puas dengan pemandian standard. Masih dengan harga yang terjangkau, kita hanya perlu mengeluarkan Rp. 30.000 untuk dewasa, dan Rp 20.000 untuk anak anak. Jika kita ingin menghabiskan waktu disana lebih dari sehari, kita juga dapat dengan mudah menemukan penginapan atau losmen dengan harga yang terbilang murah, berkisar 100 – 150 ribu rupiah per kamar per malam, dengan fasilitas mandi air panas yang juga dapat kita nikmati di sana. Tidak diragukan lagi, Sangkanhurip merupakan objek wisata alam yang menyenangkan dan tentunya hemat.

Fasilitas

Sangkanhurip menawarkan sensasi air panas alami yang kaya akan sulfur berasal dari gunung Ceremai. Air panas Sangkanhurip bermanfaat untuk relaksasi tubuh dan menyembuhkan berbagi macam penyakit kulit. Fasilitas yang tersedia adalah kolam renang dan bilik-bilik pemandian pribadi. Wahana wisata ini dapat dicapai dari Kota Cirebon dan dari Kota Kuningan. Lokasinya strategis berada pada jalur utama jalan raya Kuningan-Cirebon yang banyak dilalui oleh kendaraan umum baik bus maupun minibus. Hanya berjarak ± 300 meter dari jalan raya utama. Kondisi jalan beraspal baik.

Kolam Air Panas Sangkanhurip

Salah satu objek wisata yang menjadi Andalan Kabupaten Kuningan adalah kolam air panas Sangkanhurip. Objek wisata alam ini terletak di kecamatan Cilimus, kaki gunung ciremai yang masih asri dan hijau, sekitar 1,5 jam dari kota Cirebon dengan jalan yang mulus. Desa Sangkanhurip merupakan salah satu desa wisata sehingga kita tidak perlu khawatir mengingat warga sekitar sangat ramah dan dapat diAndalakn. Hanya dengan Rp. 7000 kita akan disambut dengan area kolam terapi ikan yang dapat kita nikmati sepuasnya. Setelah itu, kita bisa melepas lelah dengan berendam di pemandian air panas yang bersumber dari mata air gunung Ciremai. Kita juga bisa menyewa pemandian ruang tertutup jika menginginkan suasana berendam yang lebih nyaman dan privat.

Tidak perlu merogoh kocek terlalu dalam, hanya dengan Rp. 10.000 untuk orang dewasa dan Rp. 7000 untuk anak anak, kita bisa mendapatkan tempat berendam yang nyaman untuk melepas penat. Terdapat juga pemandian kelas eksekutif jika kita kurang puas dengan pemandian standard. Masih dengan harga yang terjangkau, kita hanya perlu mengeluarkan Rp. 30.000 untuk dewasa, dan Rp 20.000 untuk anak anak. Jika kita ingin menghabiskan waktu disana lebih dari sehari, kita juga dapat dengan mudah menemukan penginapan atau losmen dengan harga yang terbilang murah, berkisar 100 – 150 ribu rupiah per kamar per malam, dengan fasilitas mandi air panas yang juga dapat kita nikmati di sana. Tidak diragukan lagi, Sangkanhurip merupakan objek wisata alam yang menyenangkan dan tentunya hemat.
Sangkanhurip adalah salah satu objek wisata alam di Kabupaten Kuningan. Sangkanhurip merupakan sebuah kawasan pemandian air panas yang terletak di kaki gunung Ceremai tepatnya di Kecamatan Cilimus, berjarak ±14 km dari pusat kota Kuningan.
Read More 0 comments | Posted by Unknown | edit post

Tempat Wisata Telaga Remis Kabupaten Kuningan


Hutan wisata Telaga Remis terletak di kaki gunung Ciremai tepatnya dikampung Kaduela Kecamatan Mandirancan Kabupaten Kuningan yang berdekatan dengan Mandala Dukuh Puntang Kecamatan Sumber Kabupaten Cirebon. Hutan wisata Telaga Remis dari ibu Kota Kabupaten Kuningan berjarak kurang lebih 37 Km, dengan luas areal kurang Iebih 13 H. Sedangkan luas danaunya 3,25 H, yang dikelola oleh Perum Kehutanan.

Kabupaten Kuningan. Mempunyai arti riwayat sendiri yang cukup mengesankan, apabila kita selalu menyelusuri pada zaman peperangan kerajaan-kerajaan diabad 16. Menurut alkisah dalam satori (60 tahun),

adanya hutan Wisata Telaga Remis diperkirakan pada abad 18. Kesultanan Cirebon pindah kedaerah Argasunyah, yang ada didaerah Sindangkempeng dan ada juga yang kedaerah Cinara dan Desa Mantangaji, karena gelisah mendengar peperangan antara saudara yaitu di Banten dengan kekuasaan Sultan Agung / Sultan Haji melawan adiknya yang bemama Sultan Puragabaya.

Sultan Haji dibantu oleh VOC yang dipimpin ofeh Jendral Piatel Boat, sedangkan Piatel Boat meninggal karena penyakit diganti oleh Viter Yunghun. Itulah yang menjadi kegelisahaan para Sultan di Cirebon. Sultan yang berkuasa di Cirebon pada waktu itu ialah Sultan Giri Laya yang menempati daerah Matangaji. Sultan tersebut mempunyal seorang anak yang cantik jelita seperti bidadari yang turun dari langit, bernama Ratna Pandan Kuning. Ratna Pandan Kuning ialah satu-satunya putri dari Sultan Giri Laya banyak yang melamar, sehingga Sultan Giri Laya menjadi kebingungan, namun sebagai calon favoritnya ialah Elang Drajat Putra dari Banjar Melati yang menjadi tameng pertamanya, saking bingungnya Sultan Giri Laya mengadakan sayembara percobaan perang yang dipimpin oleh Panglima Cirebon yaitu Pangeran Selingsingan.  Siapapun yang bisa mengalahkan Elang Drajat, akan dijadikan menantu Sultan Giri Laya atau Dalem Cirebon.

Pada waktu Sultan Cirebon dan keluarganya berkedudukan di Matangaji, Hingga terkenal dengan sebutan Sutan Matangaji, Daerah kekuasaan Sultan Matangaji meliputi daerah Kabupaten Kuningan, Kabupaten Majalengka dan Kabupaten Indramayu. Sultan Matangaji setiap tahunnya membayar upeti kepada Sultan Mataram yang bernama Sultan Agung turunan dari Amangkurat II, keturunan dari mas Jolang yang berasal dari keturunan Sultan Sutawijaya atau Sultan Pajang pada waktu zaman Jaka Tingkir.

Pengikut sayembara sedang berkobar peperangan sampai di Pakemitan Gedong Silarandenog di Cirebon. Kemit atau juru kunci tersebut adalah Ki Gede Pakandangan yang namanya Wirasuta anak dari Wirapramoda, sedangkan Wirapramoda putra Wilalodra yang cukup dikenal dengan sebutan putra Kali Cimanuk. Pada waktu itu Wirasuta akan berangkat menuju Juru Kunci di Cirebon, untuk menggantikan putranya yang masih berusia 20 tahun bernama Elang Suta Jaya yang didampingi oleh para pawongan yaitu Ki Lurah Bango oleh ayahnya diberi wasiat sebuah keris pusaka yang bernama Keris Sekober, Kemudian Suta Wijaya berangkat menuju Cirebon didampingi pawongan Ki Lurah Bango,

Setelah sampai di Keraton Cirebon melihat keadaan rakyat sepi maka tidak diteruskan. Perjalanan dilanjutkan untuk membabat hutan belantara, hutan Ciliwung Ghoib. Ki Lurah Bango bicara dengan bahasa khas Cirebon "NEMBE WAE NGEBA NING ALAS IKI " (baru saja membabat hutan ini). Kemudian daerah tersebut diberi nama Desa Wanasaba Lor dan Wanasaba Kidul, tidak lama kemudian munculah seekor harimau besar, sehingga terjadilah perkelahian yang seru. Harimau itu mati ditusuk dengan keris Sekober dan bekas matinya harimau tersebut diberi nama daerah Sinembik.

Setelah hutan-hutan dibersihkan munculah Ratu Siluman Ratna Gendra Sari, lalu menjelma seorang wanita cantik. Alkisah terjadilah perkawinan antara Ratu Siluman Ratna Gendra Sari dengan Elang Sutajaya. Elang Sutajaya diberi aji-aji atau ilmu kekebalan bernama Upar, selanjutnya Elang Sutajaya terkenal dengan sebutan Sutajaya Upas. Hasiatnya ajian upar terserbut apabila Elang Sutajaya mengeluarkan keringat maka keringatnya itu akan menjadi racun. Siapa saja yang terkena oleh keringat Elang Sutajaya akan menjadi korban kematian.

Dalam perjalanan Elang Sutajaya bertemu dengan Rajo Majo yang lengkap dengan prajuritnya. Rajo Majo bermaksud akan memeriksa Elang Sutajaya tetapi terdapat kesalah pahaman, maka terjadilah pertempuran. Elang Sutajaya banyak mengeluarkan keringatnya, sehingga tak ayal lagi para prajurit Raja Majo menjadi korban yang akhirnya Rajo Majo menyerah kalah.

Elang Sutajaya melanjutkan perjalanan untuk menemui Sultan Matangaji yang sedang bermusyawarah dengan putrinya, setelah Elang Sutajaya berada di Matangaji bertemu dengan Putri Matangaji yaitu Putri Ratna Pandan Kuning, Putri Matangaji tersebut tertarik oleh ketampanan dan kesopanan Elang Sutajaya.

Setelah bercakap-cakap dengan Sultan Matangaji, Elang Sutajaya mengemukakan maksudnya untuk bertugas kemit atau juru kunci di Gedong Silaradenok yang dibawa oleh Pangeran Selingsingan, sepeniggalnya Elang Sutajaya putri Matangaji menangis dan menjerit-jerit tiada hentinya. Sultan Matangaji mengerti akan maksud putrinya ialah mencintai Eiang Sutajaya.

Setelah sembahyang Maghrib Elang Sutajaya masuk Gedong Silaradenok dari sore sampai pagi sambil bersemedi. Tengah malam munculah seekor War besar yang akan menelan Elang Sutajaya. Tetapi Elang Sutajaya ingat bahwa membawa keris Sekober, lalu ular itu ditusuknya dengan keris tersebut namun terjadilah suatu keajaiban ular tersebut menjelma menjadi keris yang namanya Keris Naga Runcing.

Paginya Pangeran Selingsingan datang sambil membawa katil / keranda untuk mengangkut mayat Elang Sutajaya yang semula mau dibunuh melalui ular besar tadi. Tetapi Pangeran selingsingan menjadi kaget karena Elang Suyajaya masih hidup. Elang Sutajaya menceritakan kejadian malam tersebut kepada pangeran Selingsingan. Pangeran Selingsingan selanjutnya memeriksa keris naga runcing yang ternyaa diujungnya patah bberapa senti, selanjutnya semua keris itu dibawa ke Matangaji.

Setelah Elang Sutajaya datang kembali ke Matangaji Putri Ratna Pandan kuning sngat bergembira dan berterusterang kepada ayahnya agar menyetujui kawin dengan Elang Sutajaya. Sultan Matangaji tidak keberatan dengan syarat Elang Sutajaya bisa mengalahkan prajurit-prajurit Banjar Melati yang dipimpin oleh Elang Drajat. Spontan saja Elang Sutajaya menyanggupinya hingga terjadilah pertarungan antara Elang Sutajaya dengab prajurit-prajurit banjar Melati. Masyarakat Cirebon dilarang untuk melihat pertarungan ini. Tempat pertarungan / perang tersbut terkenal dengan sebutan daerah larangan, yang sekarang menjadi desa larangan.

Secepat kilat anak buah Banjar Melati disupatahi oleh Elang Sutajaya, sehingga ratusan prajurit banjar melati menjadi tumbuh-tumbuhan. Sampai dengan sekarang masih dapat dibuktikan pinggiran sungai kali Drajat suka dipergunakan Ngirab pada tiap-tiap bulan sapar hari Rebo wekasan, bagi orang-orang yang percaya akan barokahnya. Maksud Nirab tersebut untuk membersihkan diri dari kesalahan-kesalahan dirinya.

Sultan Matangaji karena mempunyai menantu yang gagah sakti bermaksud membatalkan upetinya ke kerajaan Mataram, sedangkan Pangeran Purbaya bermaksud untuk menagih upeti ke cirebon. Di kaki gunung slamet bertemu dengan rombongan pangeran selingsingan. Terjadilah peperangan yang seru dan memekan waktu yang cukup banyak. Dalam perperangan itu pangeran Purbaya menggunakan keris si Mongklang sedangkan pangeran Selingsingan menggunakan keris si Bujul. Pngeran Selingsingan terdesak dan ia bersembunyi di desa Kdedung Eneng disebelah Selatan Losari.

Peperangan sampai di desa Pabedilan, selanjutnya pangeran Selingsingan mundur ke Barat  sampai ke desa kanci kecamatan Astana Japura Cirebon. Pangeran purabaya naik ke atas pohon waru untuk mencari persembunyian Pangeran Selingsingan akhirnya tempat ini dinamakan Waru Duwur/kanci. Perang tersebut mundur sampai ke Geraksan dan Pangeran Selingsingan jatuh dipinggir sungai masuk lumpur. Daerah tersebut terkenal dengan nama Cibelok.

Keadaan Pangeran Selingsingan makin terdesak ke Barat dan disuatu tempat pangeran Selingsingan mengalami kelaparan (kempong) dan muncullah Desa Pongpongan. Perang berkecamuk sampai ke daerah bobos darn pangeran selingsingan membuta gua untuk bersembunyi, tetapi pangeran Purabaya tahu akan siasat dari pangeran Selingsingan maka tanah disekitar itu diinjak-injak sampai mengeluarkan bunyi seperti lubang di dalamnya.

Peperangan tiada hentinya, maka Sultan Matangaji memanggil mantunya Sutajaya Upas untuk membantu perang menumpas Pangeran purabaya. Dalam tugasnya Elang Sutajaya menuju jurusan timur lewat daerah kanci. Di desa ini elang Sutajaya bertemu dengan para penjual sorabi dan membelinya. Serabi tersebut dimakan setengahnya oleh elang Sutajaya dan Nyai Mas Martapada. Karena kesaktiannya Nyi Mas Martapada hamil dan melhirkan seorang bayi laki-laki yang diberi nama Elang Raja Muhammad. Setelah dewasa ditempatkan menjadi lurah Luwung mundu. Keahliannya menjadi pandai besi untuk membuat keris/Gaman berhasiat.

Dalam perjalanannya Elang sutajaya mencari jejak Pangeran selingsingan menuju Karangsuwung, waled, pabuaran, tersana, babakan, gebang Udik, gebang Ilir, dan Luragung. Di Gebang Ilir Elang Sutajaya dikenal dengan sebutan Sultan Gebang dan di desa tersebut Elang Sutajaya mempunyai keturunan yang bernama Jumud Titik Sutajaya.

Elang Sutajaya dalam mencari jejak Pangeran selingsingan sampai dei  desa dukuh Puntang kecamatan Sumber. Diketahui peperangan sedang berjalan sengit dan seru antara Pangeran Purabaya dan Pageran Selingsingan. Pangeran selingsingan mundur terus ke Desa Cikalahang, desa mandala sampai ke Desa Kaduela Kecamatan Mandirancan Kabupaten Kuningan. Saking sedihnya Pangeran Selangsingan menangis karena perperangan tiada akhirnya. Air matanya jatuh ke tanah hingga terjadilah kolam Nilam yang letaknya disebelah Telaga Remis.

Akhirnay Elang Sutajaya ketemu dengan Pangeran Purabaya lalu ditusuknya denga keris, hingga badannya menjadi dua. Pengeran purabaya berkata “ya elang Sutajaya tolonglah aku diberi pengampunan, jangan bunuh aku karena aku adalah manusia biasa yang beragama islam” elang Sutajaya menjawabnya “kamu bukan manusia yang baik, beberapa tahun kamu berperang dengan pangeran Selingsingan sedangkan kamu manusia yang mengerti sebagai mahluk sosial yang harus hormat menghormati, tolong menolong dan bantu membantu. Itulah arti hidup manusia, bukan untuk saling membunuh.
Elang Sutajaya meneruskan petuahnya bahwa sebagai umat Islam wajib hukumnya mendirikan shalat. Kemudian Elang sutajaya mengamanatkan sebagai umat islam kita wajib memelihara kitab-kita yang diturunkan Allah SWT, sebanyak 104 kitab, dimana kitab yang terakhir adalah kitab suci Al Quran yang diturunkan malaikat Jibril melalui Nabi Muhammad SAW.

Tahukah kamu pangeran purabaya, pada perjuangan Rasululah selama 22 tahun 2 bulan 22 hari dengan penuh kesbaran tawakal, bahkan selalu berdoa agar umat manusia tidak saling bermusuhan. Alangkah baiknya menempuh jalan damai agar hidup sejahtera. Sebagai orang eragama tidak boleh membuat kekacauan dan kejahatan dalam hidup bermasyarakat dan bernegara.

Setelah selesai mendengarkan petuah Elang Sutajaya Pangeran Selingsingan menangis tidak ada henti-hentinya dari air matanya hingga menjelmalah menjadi kolam Telaga Remis. Begitupun Pangeran Purabaya menangis dan akhirnya Pangeran Purabaya berubah wujud menjadi seekor Bulus atau kura-kura. Bulus tersebut diberi nama Si Mendung Purbaya. Bentuk bulus atau kura-kura itu mempunyai bentuk lain dari yang lain. Yaitu bentuk kepalanya botak ada petong-petong semacam ciri-ciri Bulus Siluman. Begitulah sekilas alkisah dari obyek wisata Hutan Wisata Talaga Remis. Hingga sekarang antara Pangeran selingsingan dengan Pangeran Purbaya tidak boleh dipisahkan. Hanya sekarang kolam sebelah timurnya sudah menjadi tanah dan hutan-hutan pinus.
Read More 0 comments | Posted by Unknown | edit post

Tempat Wisata Palutungan & Curug Ciputri Kabupaten Kuningan

Palutungan adalah area perkemahan di kaki gunung ciremai terletak di Desa Palutungan, Kecamatan Cigugur, Kabupaten Kuningan. Tempat wisata ini berada 1.100 meter di atas permukaan laut (mdpl). Ini merupakan salah satu alternatif tempat liburan yang ada di kuningan. Selain Pemandangannya yang indah dan menyejukan ada juga sebuah curug yang sering disebut curug ciputri, Curug Putri sendiri berasal dari legenda tempat tersebut sebagai tempat pemandian para putri dari Kahyangan, tempat para bidadari turun ke Bumi. Apabila ada hujan gerimis dan matahari bersinar maka dari Curug Putri ini dapat melihat Pelangi atau Katumbiri dan

masyarakat meyakini bahwa ketika pelangi muncul artinya para dewi yang cantik jelita dari kahyangan sedang turun ke bumi. Curug Ciputri memiliki ketinggian mencapai 20 meter dan berasal dari mata air jauh di dalam hutan Gunung Ciremai (3.078 mdpl).  Curug ini terletak dalam kawasan Bumi Perkemahan Palutungan dengan ketinggian 1.100 – 1.150 meter di atas permukaan laut (mdpl) dengan curah hujan 3.000 mm/tahun, dan sejuknya suhu udara antara 20 – 24C.

Terletak di Dusun Palutungan, Desa Cisantana, Kecamatan Cigugur, Kabupaten Kuningan, Propinsi Jawa Barat. Curug ini sering dikunjungi oleh para pengunjung yang menganggap tempat itu perlu didatangi, khususnya bagi mereka yang ingin meminta berkah.  Kesan mistis adanya seorang putri yang menunggu daerah itu membuat banyak pengunjung yang datang dengan berbagai alasan lebih dari sekadar berwisata.

Ada yang ingin segera dapat jodoh atau pekerjaan setelah membasuh muka atau mandi di bawah curug (air terjun). Dan aktivitas itu akan terasa ketika mendekati bulan puasa atau hari tertentu yang dikeramatkan. Tempat ini juga merupakan satu dari tiga jalur pendakian menuju puncak Gunung Ciremai. Meski merupakan jalur terpanjang, pendaki lebih memilih lewat sini karena merupakan rute paling mudah.

Fasilitas Dan Akomodasi

Selain area camping ground di bumi perkemahan, fasilitas lain yang tersedia adalah tempat parkir, toilet umum, sarana ibadah, warung jajanan, pusat informasi, dan sarana olahraga.  Sayangnya fasilitas tersebut di atas tidak terawat dengan baik. Coretan di dinding batu, atau prasarana umum seperti pos penjagaan dan kamar mandi, banyak terlihat. Daun kering pun berserakan dan menyampah di sekitar area perkemahan.
Read More 0 comments | Posted by Unknown | edit post

Tempat Wisata Cibulan Kabupaten Kuningan


obyek wisata Cibulan merupakan salah satu obyek wisata tertua di Kuningan. Pemandian cibulan ini ada  ikan-ikan dewa yang konon dahulunya adalah prajurit prajurit, yang membangkang atau tidak setia pada masa pemerintahan Prabu Siliwangi.  Singkat cerita, prajurit-prajurit pembangkang tersebut kemudian dikutuk oleh Prabu Siliwangi sehingga menjadi ikan. Konon ikan-ikan dewa ini dari dulu hingga sekarang jumlahnya tidak berkurang maupun bertambah. Apabila kolam dikuras. ikan-ikan ini akan hilang entah kemana, namun saat kolam diisi air

Selain kolam dengan ikan dewanya yang jinak, di sudut barat pemandian ini juga terdapat tujuh sumber mata air yang dikeramatkan yang bernama Tujuh Sumur. Tujuh mata air ini berbentuk kolam-kolam kecil yang masing-masing mempunyai nama tersendiri, yaitu: Sumur Kejayaan, Sumur Kemulyaan, Sumur Pengabulan, Sumur Cirancana, Sumur Cisadane, Sumur Kemudahan, dan Sumur Keselamatan. Di antara ketujuh sumur itu, konon ada salah satu sumur yang berisikan Kepiting Emas, yaitu Sumur Cirancana. Apabila ada orang yang sedang mujur dan dapat melihat wujud dari Kepiting Emas itu, maka segala keinginannya akan terkabul.

Sumur Tujuh, Patilasan Prabu Siliwangi Miliki Tujuh Arti

Kuningan sebuah kota kecil yang terletak di bawah kaki Gunung Ciremai, yang merupakan salah satu gunung tertinggi di Jawa Barat (3.078) banyak menyimpan objek wisata yang bervariasi dari mulai keindahan alamnya yang masih alami, peninggalan-peninggalan prasejarah sampai awal sejarah. Selain itu juga masih menyimpan pesta budaya yang dilakukan setiap tahun yaitu Seren Tahun. Objek wisata yang tak kalah menarik adalah keberadaan Sumur Tujuh yang merupakan Patilasan Prabu Siliwangi. Sumur yang dikeramatkan oleh warga Kuningan ini terletak di Desa Maniskidul Kecamatan Jalaksana Kabupaten Kuningan. Konon tempat itu digunakan sebagai tempat untuk mengheningkan cipta dan menyucikan diri.

Sebenarnya lokasi Sumur Tujuh berada dalam kawasan Objek Wisata Kolam Renang Cibulan. Sehingga pengunjung selain dapat melihat Sumur Tujuh dapat juga merasakan bagaimana rasanya berenang dengan ditemani ikan Dewa. Tempat yang dikeramatkan ini banyak dikunjungi oleh wisatawan domestik baik dari Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah maupun daerah lainnya. Keberadaan mereka bukan hanya untuk rekreasi, melepaskan rasa jenuh sehabis bekerja ataupun mencari udara sejuk dan nyaman. Tetapi ada tujuan tertentu yaitu ingin melihat dari dekat tentang Sumur Tujuh yang menurut masyarakat sekitar dapat mendatangkan rezeki dan keberuntungan.

Patilasan

ASAL mula adanya Sumur Tujuh, menurut Ikin, 63; yang ditunjuk sebagai kuncen, merupakan Patilasan Hyiang Prabu Siliwangi dari Pakuan Pajajaran. Beliau istirahat di komplek Kolam Cibulan, melepas lelah sekembalinya dari Perang Bubat, jelasnya.
Berapa lama ia beristirahat tidak diketahui secara pasti karena tiba-tiba Prabu Siliwangi ngahyiang (menghilang). Karenanya sampai sekarang tempat tersebut dikenal dengan sebutan Patilasan Hyiang Prabu Siliwangi.

Sementara itu anak buah pasukan Prabu Siliwangi di komplek patilasan itu menggali tujuh buah sumur. Namun berkat keajaiban, sesaat setelah ketujuh sumur itu baru digali beberapa puluh sentimeter, sudah keluar air yang sangat bening dari dasar Sumur Tujuh yang saling berdekatan tersebut. Hingga sekarang sumur itu dikenal sebagai Sumur Tujuh. Objek wisata yang dikelola oleh Pemerintah Desa Maniskidul ini pada hari-hari biasa banyak dikunjungi oleh orang-orang yang memanfaatkan keberkahan Sumur Tujuh, jumlah pengunjung akan semakin meningkat pada hari-hari libur.

Masyarakat yang datang pun dari mulai kalangan pedagang, supir-supir kendaraan, para pelajar, bahkan tidak jarang para pejabat tertentu datang ke Sumur Tujuh dengan tujuan yang sama. Ketujuh sumur tersebut bentuknya tidak sama. Ada yang kecil, ada juga yang besar, bahkan airnya tidak dalam sehingga bisa mencuci muka sambil jongkok.
Ketujuh sumur tersebut mempunyai arti tersendiri, meskipun tempatnya tidak berjauhan. Masing-masing sumur diartikan sebagai sumur keyakinan, kejayaan, kemuliaan, pengabulan, sumur awet muda, keselamatan, cisadane, dan cirancana.

Penataan

OBYEK Wisata Cibulan sebenarnya bila ditangani pihak investor professional akan mengalami perkembangan pesat, terutama menyangkut berbagai sarana maupun prasarana. Baik sarana bermain anak, kolam renang, ataupun fasilitas lainnya.
Read More 0 comments | Posted by Unknown | edit post

Tempat wisata Linggarjati kabupaten kuningan


Taman Wisata Alam Linggarjati adalah salah satu objek wisata alam di Kabupaten Kuningan. Linggarjati adalah salah satu tempat titik awal pendakian ke Gunung Ciremai. Kawasan hutan Linggarjati seluas 11,51 Ha. Ditetapkan sebagai Taman Wisata Alam (TWA) berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian Tahun 1975. Kawasan ini merupakan bagian yang terpisah dari kawasan hutan lindung Gunung Ciremai yang ditetapkan sejak tahun 1924 oleh pemerintah Belanda. Di samping panorama alam yang indah Taman Wisata Alam Linggarjati memiliki hawa yang sejukan segar.

Tidak jauh dari lokasi TWA ini juga terdapat bangunan yang bernilai sejarah, yaitu gedung tempat berlangsungnya “Perjanjian Linggarjati antara Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Belanda” yang mempunyai daya tarik tersendiri. Gedung Perundingan Linggajati terletak di Desa Linggajati, Kecamatan Cilimus, sekitar 14 kilometer dari Kota Kuningan, Gedung yang berada di Desa Linggajati ini pernah menjadi tempat perundingan pertama antara Republik Indonesia dengan Belanda pada tanggal 11-13 November 1946.

Peristiwa perundingan yang berlangsung tiga hari itu ternyata merupakan satu mata rantai sejarah yang mampu mengangkat nama sebuah bangunan mungil di desa terpencil itu menjadi terkenal di seluruh Nusantara, bahkan di pelbagai penjuru dunia. Bangunan itu kemudian dipugar oleh pemerintah tahun 1976 dan dijadikan sebagai bangunan cagar budaya dan sekaligus objek wisata sejarah.

TARIF MASUK DA FASILITAS

Pintu Masuk Gapura Harga
- Dewasa Rp. 4.000 / orang
- Anak- anak Rp. 3.500 / orang
Parkir kendaraan Harga
- Motor Rp. 4.000 / Motor
- Mobil sedan Rp. 5.000 / Mobil
- Truk / Bus Rp. 10.000 / Bus
Kolam renang Harga
- Dewasa Rp. 5.000 / orang
- Anak -anak Rp. 4.000 / orang
Sepeda Air Harga
- Dewasa /
Anak 2 orang Rp. 10.000 / 15 menit
Aneka Mainan Anak- anak Harga
- Mobil koin Rp. 3.000 / anak
- Kereta Api Mini Rp. 3.000 / anak
- Kuda Putar dll Rp. 3.000 / anak
Villa / Cottage Harga
- Single Room Rp. 66.000 – Rp. 82.500.-
- Standar Room Rp. 66.000 – Rp. 110.000.-
- Familiy Room Rp. 110.000 – Rp. 165.000.-
Aula / Gedung Pertemuan Harga
- Sehari semalam Rp. 825.000.-
- ½ hari Rp. 550.000.-
- Extrabad Rp. 15.000.-

Untuk menuju ke taman rekreasi ini dapat menggunakan kendaraan pribadi yang akan menempuh jarak 2 km dari Kecamatan Cilimus. Selain itu juga dapat menggunakan angkutan kota dengan jurusan Cipanas-Tarogong dengan biaya Rp. 1.000-1.500, dengan Ojek dengan harga Rp. 5000-6000. Adapun kondisi jalan menuju kawasan linggarjati melalui Cibeureum yang sangat mengesankan pemandangannya.

Read More 0 comments | Posted by Unknown | edit post

Tempat Wisata Waduk Darma Kabupaten Kuningan Jawa Barat


Waduk Darma adalah sebuah waduk yang terletak di sebelah barat daya dari kota Kuningan, tepatnya di Kecamatan Darma Apabila anda melakuka perjalanan darat dari Cirebon-Kuningan-Ciamis atau sebaliknya anda akan melewati waduk ini. Jarak obyek wisata ini adalah ± 12 km dari kota Kuningan dan dari ± 37 km dari kota Cirebon.

Waduk ini selain berfungsi sebagai penampungan air untuk pengairan dan perikanan juga dapat dijadikan sarana rekreasi dan olahraga. Pemandangan senja hari di sini sangat indah, Anda bisa menyewa perahu yang banyak terdapat di sini untuk mengelilingi danau. Apa Saja kegiatan yang bisa dilakukan di Objek Wisata Waduk darma, Sebagai sebuah wisata alam anda akan mendapati sebuah danau yang sejuk dengan airnya yang tenang.

Cocok untuk anda yang butuh refreshing jauh dari kebisingan dan melepas kepenatan. serta cocok sebagai tempat Liburan Keluarga. Beragam Fasilitas telah tersedia seperti; penginapan, bumi perkemahan, kolam renang anak, wahana outbond seperti flyingfox serta wisata air seperti berperahu rakit dan memancing.

a. Berperahu

Mengelilingi Danau dengan menggunakan perahu motor atau rakit adalah hal yang menyenangkan. kita dapat menyusuri seluk beluk waduk darma, Melihat perikanan dengan jaring terapung. dan jangan lupa bawa alan memancing dan camera untuk memotret keindahan alam waduk darma.

b. Memancing

Bagi anda yang hobi memancing, waduk darma adalah spot menarik dengan beragai ikan tawar yang cukup banyak, seperti ikan mas, tawes dan mujair. Ikan disini umumnya adalah ikan yang lepas dari jaring terapung milik warga. anda dapat memancing disepanjang tepi danau, atau jika punya dana berlebih anda dapat menyewa perahu motor untuk memancing jauh ketengan danau.

c. Berkemah

Bagi anda yang hobi berpetualang atau mungkin berwisata hemat maka berkemah adalah pilihan tepat, beragam fasilitas disekitar perkemahan juga sudah memadai. anda dapat menyewa tenda dan mulailah berkemping, matahi terbit dan senja hari adalah suasana yang paling romantis yang bisa ana nikmati disini.

d. Fotografi

Bagi anda yang hobi fotografi maka area danau adalah pemandangan yang asik untuk jeprat-jepret. lokasi ini juga cocok dijadikan sebagai tempat prewedding dengan latar danau. Banyak pengunjung yang menyatakan kalau senja adalah waktu yang cocok untuk pemotretan.

Tips Berwisata ke Waduk Dharma
Bawa perbekalan secukupnya, jangan khawatir untuk makanan disini telah tersedia rumah makan dan warung nasi dengan harga terjangkau atau bahkan memancing dan langsung bakar ikannya. Jika anda menggunakan kendaraan pribadi berhati-hatilah karena jalur ke objek wisata waduk darma ini berkelok dan licin terutama saat musim penghujan. Berwisatalah pada musim kemarau karena ketika air danau surut justru menambah eksotisme Waduk Darma.terakhir jika anda menggunakan fasilitas disini pandai-pandailah menawar karena biasanya harga melambung jika pengunjung tidak pandai menawar.
Read More 0 comments | Posted by Unknown | edit post

Sejarah Asal Nama Kuningan

Ada beberapa kemungkinan tentang asal-usulnya Kuningan dijadikan nama daerah ini, Salah satu kemungkinan adalah bahwa istilah tersebut berasal dari nama sejenis logam, kuningan adalah sejenis logam yang terbuat dari bahan campuran berupa timah, perak dan perunggu.logam kuningan itu akan berwarna kuning mengkilap seperti emas, Sehingga benda dibuat dari bahan ini, akan tampak bagus dan indah.

Memang logam kuningan bisa dijadikan bahan untuk membuat aneka barang keperluan hidup manusia seperti patung, bokor, kerangka lampu maupun hiasan dinding.

Di Sangkanherang, dekat Jalaksana sebelum tahun 1914 ditemukan beberapa patung kecil terbuat dari kuningan. Paling tidak sampai tahun 1950-an barang-barang yang terbuat dari bahan logam kuningan itu sangat disukai oleh masyarakat elit, di daerah Kuningan. Barang-barang yang dimaksud berbentuk alat perkakas rumah tangga dan barang hiasan di dalam rumah. Benda-benda dari bahan kuningan itu juga disukai pula oleh sejumlah masyarakat Sunda, Jawa, Melayu, dan beberapa kelompok masyarakat di nusantara umumnya.

Di daerah Ciamis dan Kuningan, sendiri terdapat cerita legenda yang bertalian dengan bokor (tempat menyimpan sesuatu di dalam rumah dan sekaligus sebagai barang perhiasan) yang terbuat dari logam kuningan.
Read More 0 comments | Posted by Unknown | edit post
Postingan Lebih Baru Beranda
Komunitas Urang Kuningan

Translate

bekasi web design

Informasi Seputar Kabupaten Kuningan - Jawa Barat - Indonesia

Blog informasi berbagai tempat wisata, rumah sakit, universitas, sekolah, makanan khas, adat istiadat, peluang usaha, lowongan kerja, kuliner dan sejarah kabupaten kuningan.

Diberdayakan oleh Blogger.

Kirim SMS Gratis

Arsip Blog

  • Search






    • Home
    • Posts RSS
    • Comments RSS
    • Edit

    © Copyright Informasi Seputar Kabupaten Kuningan - Jawa Barat - Indonesia. All rights reserved.
    Designed by FTL Wordpress Themes | Bloggerized by FalconHive.com | Blogger Templates
    brought to you by Smashing Magazine

    Back to Top